Sistem Operasi Pada Ponsel
Ponsel makin cerdas saja. Itu karena urusan "otak"-nya juga mulai diperhatikan. Beberapa jenis sistem operasi siap dicangkokkan ke ponsel-ponsel keluaran terbaru.
Dalam kurun waktu beberapa tahun saja, kecanggihan dan popularitas ponsel sudah mengalahkan gadget manapun yang pernah diciptakan. Berbagai aplikasi seru yang bisa dibuat dalam bentuk supermini telah dicangkokkan ke dalam handset yang satu ini. Walhasil, selain menjalankan fungsi dasarnya sebagai alat komunikasi, ponsel juga jago berperan sebagai organizer, kamera, music player, sampai komputer.
Hebatnya, semua fitur canggih tersebut berhasil dibungkus dalam desain yang imut sekaligus fesyen, dua elemen penting yang digila-gilai masyarakat saat ini.
Untuk menjalankan berbagai aplikasi yang dibebankan kepadanya, ponsel mesti mengadopsi teknologi ala komputer yaitu sistem operasi atau biasa disebut OS (Operating System). Jadi jangan heran kalau Windows atau Linux kini sudah wara-wiri dalam wujud handset.
Selain berfungsi untuk mengoordinir sumber daya hardware dan software ponsel seperti keypad, layar, phonebook, baterai, dan koneksi ke jaringan, OS juga memastikan agar semua aplikasi bisa berjalan stabil dan konsisten. Kalau ponsel Anda sering hang atau lelet kinerjanya, ini bisa jadi karena sistem operasinya yang kurang mantap.
OS juga mesti dirancang cukup fleksibel supaya para software developer alias pembuat software bisa lebih gampang menciptakan aplikasi-aplikasi baru yang lebih canggih. Inilah asyiknya punya ponsel ber-OS. Kita bisa men-download berbagai aplikasi tambahan yang kita butuhkan ke dalamnya. Tidak mesti pasrah dengan fasilitas yang sudah disediakan oleh vendor. Aplikasi-aplikasi tambahan ini bisa diperoleh secara gratis dari si vendor pembuat produk tersebut, atau membeli dari pihak ketiga seperti operator atau para software developer.
Saat ini ada tiga sistem operasi yang mewarnai kancah perponselan yaitu Symbian OS, Windows Mobile, dan Linux. Selain itu, masih ada OS yang diberi julukan proprietary. Sistem ini dirancang oleh masing-masing vendor dan tidak bisa dimodifikasi oleh si pengguna ponsel. Misalnya Nokia OS pada beberapa ponsel Nokia seperti seri 6230, 6610, dan 6822.
Hingga saat ini, dibandingkan OS proprietary dari vendor lain, rancangan Nokia dianggap paling user friendly karena tidak ribet ketika dioperasikan. Nah, bagaimana dengan OS lainnya?
Symbian Identik Nokia
Ini dia sistem operasi untuk handset yang paling laku di dunia. Menurut hasil riset Canalys, tahun lalu Symbian OS menguasai pasaran smartphone sebesar 76 persen. Bandingkan dengan sistem operasi dari Microsoft yang harus puas dengan angka 7,6 persen saja.
Didirikan pertama kali pada bulan Juni 1998, Symbian merupakan perusahaan independen hasil kolaborasi vendor-vendor raksasa pada masa itu yakni Ericsson, Nokia, Motorola, dan Psion. Mereka saling berkomitmen untuk menciptakan suatu standar sistem operasi yang terbuka dan fleksibel bagi ponsel. Hasilnya? Pada tahun 2004 lalu saja, sekitar 25 juta ponsel dengan fitur Symbian OS telah beredar ke seluruh dunia.
Kini Symbian dimiliki oleh Ericsson, Nokia, Panasonic, Samsung, Siemens, dan Sony Ericsson. Nokia sebagai pemegang saham terbesar dengan angka 47,9 persen bisa dibilang paling berjasa memopulerkan OS ini dengan berbagai produknya yang laris-manis di pasaran. Selain 6 vendor di atas, ada 8 vendor lainnya yang telah membeli lisensi Symbian seperti BenQ, LG Electronics, Fujitsu, Mitsubishi, dan Sharp.
Apa sih yang membuat OS satu ini begitu digdaya? "Symbian lebih unggul karena sistem operasi ini sejak awal memang dirancang khusus untuk ponsel. Lain dengan Microsoft atau Linux yang diadopsi dari komputer. Ponsel memiliki karakteristik yang jauh beda dengan komputer, seperti dalam hal memori dan baterai. Jadi OS dari komputer meskipun sudah diadaptasi sedemikian rupa tetap saja tidak cocok diaplikasikan ke ponsel," ungkap Usun Pringgodigdo, Multimedia Business Manager Nokia.
Meski demikian, tidak semua produk Nokia memakai Symbian OS. Vendor asal Finlandia ini juga mengadopsi Linux untuk gadget bernama Nokia 770 Internet Tablet yang dirancang khusus untuk surfing via Wi-Fi. Tapi soal handset, Usun Pringgodigdo memastikan bahwa Nokia belum ada niat untuk pindah ke lain hati alias masih setia dengan Symbian.
Sistem operasi ini memang sangat komplit dengan berbagai keunggulan seperti messaging dengan SMS, EMS, MMS, e-mail dengan attachment, dan fax. Selain itu, berbagai protokol komunikasi juga ditawarkan via TCP/IP, WAP, IrDA, Bluetooth, USB, dan GPRS/UMTS. Urusan sekuriti dijamin memakai protokol seperti HTTPS, WTLS, SSL, TLS, WIM framework, dan instalasi aplikasi bersertifikat.
OS ini juga sangat terbuka sehingga siapapun bisa mengembangkannya berkat fitur CC+, Java (J2ME) MIDP 2.0, PersonalJava 1.1.1a, dan WAP. Karena itulah, di pasaran paling banyak beredar aplikasi-aplikasi tambahan untuk OS berbasis Symbian atau platform Java.
Symbian juga menyediakan suatu user interface (UI) framework yang fleksibel supaya para vendor bisa menvariasikan produk-produknya. UI ini adalah aplikasi dasar beserta tampilannya yang mewarnai ponsel seperti daftar nomor telepon dan messaging. UI pada ponsel yang dioperasikan memakai keypad tentunya tidak sama dengan UI pada handset dengan layar sentuh. Nah, para vendor yang membeli lisensi Symbian bisa memilih sendiri aplikasi dan desain UI yang paling pas sekaligus khas untuk produk mereka. Jadi ponsel Symbian OS keluaran Siemens misalnya, tidak akan sama dengan produksi Nokia.
Ada empat jenis UI yang beredar saat ini yaitu:
* Series 60 (misalnya Nokia N-Gage, N-Gage QD, 7650, 3650, 3660, 6600, 6620, 7610, 6670, 6260, 3230, 6630, 6681, 6680, N70, N90, N91, Siemens SX1, Samsung D700, D710, Panasonic X700, X800)
* Series 90 (Nokia 7700 dan 7710), UIQ (Sony Ericsson P800, P900, P910, Motorola A920, A925, A1000, A1010)
* Series 80 (Nokia Communicator seri 9210, 9210i, 9300, 9500)
* Selain itu masih ada UI yang dikembangkan khusus untuk ponsel-ponsel Fujitsu dan Mitsubishi yang dipakai oleh pelanggan NTT DoCoMo, operator nomor wahid di Jepang.
Windows Mobile yang Tertutup
Siapa tak kenal sistem operasi Windows dari Microsoft? Vendor kelas berat ini rupanya tak mau ketinggalan ikutan terjun ke industri seluler. Mungkin dasar pemikirannya adalah, mereka yang terbiasa menggunakan komputer berbasis Windows pastinya akan berminat mengoperasikan ponsel dengan cara yang sama. Dan memang itulah yang ditawarkan Microsoft.
Dibandingkan kompetitornya, Microsoft bisa dibilang menawarkan keuntungan lebih bagi corporate user atau pengguna segmen perusahaan. Mengingat sebagian besar teknologi IT (information technology) yang dipakai perusahaan sudah berbasis Windows, tentunya akan lebih pas berkoneksi dengan ponsel yang juga mengadopsi OS tersebut. Kecocokan dalam hal platform serta ekstensi yang mudah dengan software komputer inilah yang menjadikan Microsoft dianggap lebih ideal dibandingkan Symbian atau Linux.
Windows Mobile yang sebelumnya bernama Windows CE ini menawarkan berbagai fitur unggulan seperti Mobile Blog, GPS, menonton televisi, serta Mobile Database. Sebelumnya Microsoft telah menggandeng nama-nama besar seperti HP, Motorola, dan Dell untuk mendiskusikan referensi desain yang oke. User interface-nya mirip dengan komputer Windows OS biasa, jadi mengoperasikannya tidak perlu keahlian khusus.
Tapi juga tidak lantas menjadikannya lebih mudah, karena layar ponsel yang kecil-mungil tentunya tidak bisa disamakan dengan komputer sehingga distribusi menu yang coba disetarakan seperti versi aslinya malah terkesan ribet.
Meski disebut-sebut bahwa grup Mobile Devices dari Microsoft adalah satu-satunya grup di perusahaan tersebut yang merugi, vendor ini terus melaju. Bahkan kini diprediksi bahwa Windows Mobile bakal terus menjadi pesaing terdekat Symbian. Jeleknya, perangkat lunak versi Microsoft sifatnya sangat tertutup sehingga sulit bagi software developer independen untuk menciptakan aplikasi-aplikasi baru. Hal yang sama juga menyulitkan vendor yang mesti menyesuaikan aplikasi yang ada dengan produk-produknya secara spesifik.
Saat ini sudah ada beberapa handset yang menggandeng Windows Mobile seperti Audiovox SMT 5600, iMate SP3i, Samsung SCH-i600, Mio 8390, Sagem myS-7, Orange SPV C500, HP iPAQ rw6100, Motorola MPx220, O2 Xphone, dan O2 Xphone II.
Nah, selain smartphone, OS ini juga diluncurkan dalam bentuk ala PDA (Personal Digital Assistant) yang diberi nama Pocket PC. Beberapa keluarannya antara lain adalah Acer n30, ASUS My Pal A716, HP iPAQ h5555, dan Mio 558.
Linux Non-royalti
Masuknya Linux sebagai salah satu kompetitor di arena tanding OS untuk ponsel ditandai dengan diluncurkannya ponsel Linux pertama di dunia oleh Motorola pada bulan Februari 2003.
Motorola seri A760 yang dirilis pertama kali di Cina ini menggunakan OS kombinasi dari kernel Linux yang didistribusikan oleh software Silicon Valley-based Monta Vista dan software lainnya dari bahasa pemrograman Java Sun Microsystems.
Vendor yang tujuh tahun sebelumnya ikutan mendirikan perusahaan Symbian ini bahkan berencana akan terus menggunakan sistem operasi Linux untuk berbagai produknya. Bisa jadi ini adalah langkah yang spekulatif bagi Motorola, tapi pastinya suatu terobosan yang bikin para pecinta Linux girang.
Pada bulan Desember 2003, NTT DoCoMo ikut-ikutan mengumumkan bahwa mereka juga akan meluncurkan handset 3G berbasis Linux (dan Symbian) bekerjasama dengan beberapa vendor di negeri sakura tersebut seperti Fujitsu, Mitsubishi, NEC, Panasonic, Sharp, dan Motorola.
Yang cukup menghebohkan, operator ini menyatakan tidak akan mensuplai ponsel ber-OS asal Microsoft. Jadi agaknya untuk sementara ini Windows Mobile tidak akan dipakai di Jepang.
Menanggapi soal kepindahan Motorola ke Linux, Yanty Agus, Marketing Manager Mobile Devices South Asia dari Motorola mengungkapkan bahwa vendor yang bermarkas di Amerika Serikat ini tidak akan meninggalkan Symbian. "Kami melihat Linux sebagai OS yang cukup mapan karena sebelumnya sudah banyak dipakai sebagai sistem operasi di perangkat-perangkat IT. Jadi harapannya OS ini akan lebih mudah berkoneksi dengan komputer, terutama untuk segmen corporate," ujarnya.
Soal aplikasi tambahannya yang belum banyak beredar, Yanty Agus tidak khawatir. "Wajar saja kalau saat ini lebih banyak beredar software untuk Symbian, karena memang ponsel OS ini duluan yang terbit dan banyak dipakai orang. Nantinya kalau handset Linux sudah mulai populer dan diminati konsumen, software-software tambahannya juga pasti akan ikut berkembang. Tinggal menunggu waktunya saja," tuturnya optimis.
Linux mulai dipertimbangkan sebagai OS yang ideal bagi ponsel berkat dukungan dari perusahaan-perusahaan besar macam IBM, Oracle, dan Intel. Selain itu, sistem ini disebut-sebut lebih fleksibel dan menawarkan memori yang lebih kecil serta bisa lebih dihemat. Tapi karena Linux awalnya dibangun untuk menjalankan sistem dengan tenaga besar, kekurangannya adalah soal manajemen sumber daya baterai yang dianggap kalah efektif dibandingkan OS lainnya.
Dan meskipun vendor tidak perlu membayar biaya royalti per-unit untuk kernel Linux, modal awal untuk merancang solusi berbasis Linux jauh lebih mahal dibandingkan biaya yang mesti dikeluarkan untuk membeli lisensi siap-jadi dari Symbian OS atau Windows Mobile misalnya.
Banyak ponsel ber-Linux OS yang sudah dilepas ke pasaran seperti Haier N60, Motorola A760, A768, A780, E680, E680i, E895, NEC N900iL, dan Samsung SCH-i519. Produk-produk PDA-nya juga banyak digelontor seperti Sharp SL-C3000, Sharp Zaurus SL-C1000, Compaq iPAQ, IBM e-LAP reference design, dan Nokia 770 Internet Tablet.
Source : Kompas Cyber Media
Ponsel makin cerdas saja. Itu karena urusan "otak"-nya juga mulai diperhatikan. Beberapa jenis sistem operasi siap dicangkokkan ke ponsel-ponsel keluaran terbaru.
Dalam kurun waktu beberapa tahun saja, kecanggihan dan popularitas ponsel sudah mengalahkan gadget manapun yang pernah diciptakan. Berbagai aplikasi seru yang bisa dibuat dalam bentuk supermini telah dicangkokkan ke dalam handset yang satu ini. Walhasil, selain menjalankan fungsi dasarnya sebagai alat komunikasi, ponsel juga jago berperan sebagai organizer, kamera, music player, sampai komputer.
Hebatnya, semua fitur canggih tersebut berhasil dibungkus dalam desain yang imut sekaligus fesyen, dua elemen penting yang digila-gilai masyarakat saat ini.
Untuk menjalankan berbagai aplikasi yang dibebankan kepadanya, ponsel mesti mengadopsi teknologi ala komputer yaitu sistem operasi atau biasa disebut OS (Operating System). Jadi jangan heran kalau Windows atau Linux kini sudah wara-wiri dalam wujud handset.
Selain berfungsi untuk mengoordinir sumber daya hardware dan software ponsel seperti keypad, layar, phonebook, baterai, dan koneksi ke jaringan, OS juga memastikan agar semua aplikasi bisa berjalan stabil dan konsisten. Kalau ponsel Anda sering hang atau lelet kinerjanya, ini bisa jadi karena sistem operasinya yang kurang mantap.
OS juga mesti dirancang cukup fleksibel supaya para software developer alias pembuat software bisa lebih gampang menciptakan aplikasi-aplikasi baru yang lebih canggih. Inilah asyiknya punya ponsel ber-OS. Kita bisa men-download berbagai aplikasi tambahan yang kita butuhkan ke dalamnya. Tidak mesti pasrah dengan fasilitas yang sudah disediakan oleh vendor. Aplikasi-aplikasi tambahan ini bisa diperoleh secara gratis dari si vendor pembuat produk tersebut, atau membeli dari pihak ketiga seperti operator atau para software developer.
Saat ini ada tiga sistem operasi yang mewarnai kancah perponselan yaitu Symbian OS, Windows Mobile, dan Linux. Selain itu, masih ada OS yang diberi julukan proprietary. Sistem ini dirancang oleh masing-masing vendor dan tidak bisa dimodifikasi oleh si pengguna ponsel. Misalnya Nokia OS pada beberapa ponsel Nokia seperti seri 6230, 6610, dan 6822.
Hingga saat ini, dibandingkan OS proprietary dari vendor lain, rancangan Nokia dianggap paling user friendly karena tidak ribet ketika dioperasikan. Nah, bagaimana dengan OS lainnya?
Symbian Identik Nokia
Ini dia sistem operasi untuk handset yang paling laku di dunia. Menurut hasil riset Canalys, tahun lalu Symbian OS menguasai pasaran smartphone sebesar 76 persen. Bandingkan dengan sistem operasi dari Microsoft yang harus puas dengan angka 7,6 persen saja.
Didirikan pertama kali pada bulan Juni 1998, Symbian merupakan perusahaan independen hasil kolaborasi vendor-vendor raksasa pada masa itu yakni Ericsson, Nokia, Motorola, dan Psion. Mereka saling berkomitmen untuk menciptakan suatu standar sistem operasi yang terbuka dan fleksibel bagi ponsel. Hasilnya? Pada tahun 2004 lalu saja, sekitar 25 juta ponsel dengan fitur Symbian OS telah beredar ke seluruh dunia.
Kini Symbian dimiliki oleh Ericsson, Nokia, Panasonic, Samsung, Siemens, dan Sony Ericsson. Nokia sebagai pemegang saham terbesar dengan angka 47,9 persen bisa dibilang paling berjasa memopulerkan OS ini dengan berbagai produknya yang laris-manis di pasaran. Selain 6 vendor di atas, ada 8 vendor lainnya yang telah membeli lisensi Symbian seperti BenQ, LG Electronics, Fujitsu, Mitsubishi, dan Sharp.
Apa sih yang membuat OS satu ini begitu digdaya? "Symbian lebih unggul karena sistem operasi ini sejak awal memang dirancang khusus untuk ponsel. Lain dengan Microsoft atau Linux yang diadopsi dari komputer. Ponsel memiliki karakteristik yang jauh beda dengan komputer, seperti dalam hal memori dan baterai. Jadi OS dari komputer meskipun sudah diadaptasi sedemikian rupa tetap saja tidak cocok diaplikasikan ke ponsel," ungkap Usun Pringgodigdo, Multimedia Business Manager Nokia.
Meski demikian, tidak semua produk Nokia memakai Symbian OS. Vendor asal Finlandia ini juga mengadopsi Linux untuk gadget bernama Nokia 770 Internet Tablet yang dirancang khusus untuk surfing via Wi-Fi. Tapi soal handset, Usun Pringgodigdo memastikan bahwa Nokia belum ada niat untuk pindah ke lain hati alias masih setia dengan Symbian.
Sistem operasi ini memang sangat komplit dengan berbagai keunggulan seperti messaging dengan SMS, EMS, MMS, e-mail dengan attachment, dan fax. Selain itu, berbagai protokol komunikasi juga ditawarkan via TCP/IP, WAP, IrDA, Bluetooth, USB, dan GPRS/UMTS. Urusan sekuriti dijamin memakai protokol seperti HTTPS, WTLS, SSL, TLS, WIM framework, dan instalasi aplikasi bersertifikat.
OS ini juga sangat terbuka sehingga siapapun bisa mengembangkannya berkat fitur CC+, Java (J2ME) MIDP 2.0, PersonalJava 1.1.1a, dan WAP. Karena itulah, di pasaran paling banyak beredar aplikasi-aplikasi tambahan untuk OS berbasis Symbian atau platform Java.
Symbian juga menyediakan suatu user interface (UI) framework yang fleksibel supaya para vendor bisa menvariasikan produk-produknya. UI ini adalah aplikasi dasar beserta tampilannya yang mewarnai ponsel seperti daftar nomor telepon dan messaging. UI pada ponsel yang dioperasikan memakai keypad tentunya tidak sama dengan UI pada handset dengan layar sentuh. Nah, para vendor yang membeli lisensi Symbian bisa memilih sendiri aplikasi dan desain UI yang paling pas sekaligus khas untuk produk mereka. Jadi ponsel Symbian OS keluaran Siemens misalnya, tidak akan sama dengan produksi Nokia.
Ada empat jenis UI yang beredar saat ini yaitu:
* Series 60 (misalnya Nokia N-Gage, N-Gage QD, 7650, 3650, 3660, 6600, 6620, 7610, 6670, 6260, 3230, 6630, 6681, 6680, N70, N90, N91, Siemens SX1, Samsung D700, D710, Panasonic X700, X800)
* Series 90 (Nokia 7700 dan 7710), UIQ (Sony Ericsson P800, P900, P910, Motorola A920, A925, A1000, A1010)
* Series 80 (Nokia Communicator seri 9210, 9210i, 9300, 9500)
* Selain itu masih ada UI yang dikembangkan khusus untuk ponsel-ponsel Fujitsu dan Mitsubishi yang dipakai oleh pelanggan NTT DoCoMo, operator nomor wahid di Jepang.
Windows Mobile yang Tertutup
Siapa tak kenal sistem operasi Windows dari Microsoft? Vendor kelas berat ini rupanya tak mau ketinggalan ikutan terjun ke industri seluler. Mungkin dasar pemikirannya adalah, mereka yang terbiasa menggunakan komputer berbasis Windows pastinya akan berminat mengoperasikan ponsel dengan cara yang sama. Dan memang itulah yang ditawarkan Microsoft.
Dibandingkan kompetitornya, Microsoft bisa dibilang menawarkan keuntungan lebih bagi corporate user atau pengguna segmen perusahaan. Mengingat sebagian besar teknologi IT (information technology) yang dipakai perusahaan sudah berbasis Windows, tentunya akan lebih pas berkoneksi dengan ponsel yang juga mengadopsi OS tersebut. Kecocokan dalam hal platform serta ekstensi yang mudah dengan software komputer inilah yang menjadikan Microsoft dianggap lebih ideal dibandingkan Symbian atau Linux.
Windows Mobile yang sebelumnya bernama Windows CE ini menawarkan berbagai fitur unggulan seperti Mobile Blog, GPS, menonton televisi, serta Mobile Database. Sebelumnya Microsoft telah menggandeng nama-nama besar seperti HP, Motorola, dan Dell untuk mendiskusikan referensi desain yang oke. User interface-nya mirip dengan komputer Windows OS biasa, jadi mengoperasikannya tidak perlu keahlian khusus.
Tapi juga tidak lantas menjadikannya lebih mudah, karena layar ponsel yang kecil-mungil tentunya tidak bisa disamakan dengan komputer sehingga distribusi menu yang coba disetarakan seperti versi aslinya malah terkesan ribet.
Meski disebut-sebut bahwa grup Mobile Devices dari Microsoft adalah satu-satunya grup di perusahaan tersebut yang merugi, vendor ini terus melaju. Bahkan kini diprediksi bahwa Windows Mobile bakal terus menjadi pesaing terdekat Symbian. Jeleknya, perangkat lunak versi Microsoft sifatnya sangat tertutup sehingga sulit bagi software developer independen untuk menciptakan aplikasi-aplikasi baru. Hal yang sama juga menyulitkan vendor yang mesti menyesuaikan aplikasi yang ada dengan produk-produknya secara spesifik.
Saat ini sudah ada beberapa handset yang menggandeng Windows Mobile seperti Audiovox SMT 5600, iMate SP3i, Samsung SCH-i600, Mio 8390, Sagem myS-7, Orange SPV C500, HP iPAQ rw6100, Motorola MPx220, O2 Xphone, dan O2 Xphone II.
Nah, selain smartphone, OS ini juga diluncurkan dalam bentuk ala PDA (Personal Digital Assistant) yang diberi nama Pocket PC. Beberapa keluarannya antara lain adalah Acer n30, ASUS My Pal A716, HP iPAQ h5555, dan Mio 558.
Linux Non-royalti
Masuknya Linux sebagai salah satu kompetitor di arena tanding OS untuk ponsel ditandai dengan diluncurkannya ponsel Linux pertama di dunia oleh Motorola pada bulan Februari 2003.
Motorola seri A760 yang dirilis pertama kali di Cina ini menggunakan OS kombinasi dari kernel Linux yang didistribusikan oleh software Silicon Valley-based Monta Vista dan software lainnya dari bahasa pemrograman Java Sun Microsystems.
Vendor yang tujuh tahun sebelumnya ikutan mendirikan perusahaan Symbian ini bahkan berencana akan terus menggunakan sistem operasi Linux untuk berbagai produknya. Bisa jadi ini adalah langkah yang spekulatif bagi Motorola, tapi pastinya suatu terobosan yang bikin para pecinta Linux girang.
Pada bulan Desember 2003, NTT DoCoMo ikut-ikutan mengumumkan bahwa mereka juga akan meluncurkan handset 3G berbasis Linux (dan Symbian) bekerjasama dengan beberapa vendor di negeri sakura tersebut seperti Fujitsu, Mitsubishi, NEC, Panasonic, Sharp, dan Motorola.
Yang cukup menghebohkan, operator ini menyatakan tidak akan mensuplai ponsel ber-OS asal Microsoft. Jadi agaknya untuk sementara ini Windows Mobile tidak akan dipakai di Jepang.
Menanggapi soal kepindahan Motorola ke Linux, Yanty Agus, Marketing Manager Mobile Devices South Asia dari Motorola mengungkapkan bahwa vendor yang bermarkas di Amerika Serikat ini tidak akan meninggalkan Symbian. "Kami melihat Linux sebagai OS yang cukup mapan karena sebelumnya sudah banyak dipakai sebagai sistem operasi di perangkat-perangkat IT. Jadi harapannya OS ini akan lebih mudah berkoneksi dengan komputer, terutama untuk segmen corporate," ujarnya.
Soal aplikasi tambahannya yang belum banyak beredar, Yanty Agus tidak khawatir. "Wajar saja kalau saat ini lebih banyak beredar software untuk Symbian, karena memang ponsel OS ini duluan yang terbit dan banyak dipakai orang. Nantinya kalau handset Linux sudah mulai populer dan diminati konsumen, software-software tambahannya juga pasti akan ikut berkembang. Tinggal menunggu waktunya saja," tuturnya optimis.
Linux mulai dipertimbangkan sebagai OS yang ideal bagi ponsel berkat dukungan dari perusahaan-perusahaan besar macam IBM, Oracle, dan Intel. Selain itu, sistem ini disebut-sebut lebih fleksibel dan menawarkan memori yang lebih kecil serta bisa lebih dihemat. Tapi karena Linux awalnya dibangun untuk menjalankan sistem dengan tenaga besar, kekurangannya adalah soal manajemen sumber daya baterai yang dianggap kalah efektif dibandingkan OS lainnya.
Dan meskipun vendor tidak perlu membayar biaya royalti per-unit untuk kernel Linux, modal awal untuk merancang solusi berbasis Linux jauh lebih mahal dibandingkan biaya yang mesti dikeluarkan untuk membeli lisensi siap-jadi dari Symbian OS atau Windows Mobile misalnya.
Banyak ponsel ber-Linux OS yang sudah dilepas ke pasaran seperti Haier N60, Motorola A760, A768, A780, E680, E680i, E895, NEC N900iL, dan Samsung SCH-i519. Produk-produk PDA-nya juga banyak digelontor seperti Sharp SL-C3000, Sharp Zaurus SL-C1000, Compaq iPAQ, IBM e-LAP reference design, dan Nokia 770 Internet Tablet.
Source : Kompas Cyber Media